
47 Hari Hilang, Mahasiswa UGM Ditemukan Meninggal Secara Misterius
Nggak kuat, pengakuan itulah yang meluncur dari bibir mahasiswa UGM jurusan Geologi, Deni Pri Mashadi (19) kepada orangtuanya sebelum ia menghilang. Deni tak menjelaskan secara gamblang apa yang dimaksud dengan kata-kata itu.
Kata-kata itu pun akan terus menjadi misteri bagi orangtuanya setelah akhirnya Deni menghilang selama 47 hari dan ditemukan meninggal dunia di Jembatan Jetis, Yogyakarta.
"Pas puasa kemarin dia sempat menelepon Bapaknya bilang dia nggak kuat. Dikira Bapaknya nggak kuat puasa. Jadi disuruh buka saja. Dia juga nggak bilang nggak kuat apa," kata kerabat Deni, Pak Gun saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/10/10).
Gun menceritakan awal kehilangan Deni yakni pada tanggal 23 Agustus lalu. Yakni sehari setelah ospek di UGM selesai dari tanggal 18-22 Agustus. Senin pagi 23 Agustus itu, Deni sempat pamit kepada induk semangnya hendak berangkat ke kampus. Induk semangnya sempat melihat ada yang aneh dari Deni kala itu. Deni pergi ke kampus dengan mengenakan celana pendek.
"Setelah itu dia nggak pulang lagi ke kosannya. Dia kan sempat nelepon bilang nggak kuat dan disuruh pulang. Ditunggu-tunggu bapaknya di Blora nggak ada. Di telepon tanggal 26 Agustus, HP nya sudah nggak aktif," jelasnya.
Karena tidak bisa dihubungi, lanjut Gun, orangtua Deni yang tinggal di Blora, berangkat ke Yogyakarta. Sesampainya di kosan Deni, orangtua Deni mendapatkan kabar kalau anak satu-satunya itu sudah tak pulang lagi ke kosan sejak tanggal 23 Agustus. Tidak ada yang tahu kemana Deni pergi. Teman-teman dan warga sekitar kosan tidak mengetahui kemana perginya Deni.
"Kita sudah lapor ke Polsek setempat. Kita sudah cari ke tempat-tempat yang diduga bisa saja dia ikut Islam-islam radikal gitu tapi nggak ada. Kami sudah cari ke berbagai tempat tapi nggak ketemu," ungkapnya.
Hingga akhirnya tanggal 8 Oktober kemarin, Deni ditemukan dengan tubuh sudah tak bernyawa lagi. Saat ditemukan, Deni sudah tak mengenakan pakaian miliknya. Baju yang dipakai Deni, diketahui orangtua dan orang-orang yang mengenalnya bukan milik Deni. Deni ditemukan dengan mengenakan baju abu-abu dan celana panjang.
"Ada tas gendong, kartu identitas diri, tas ospek, kertas-kertas, dan uang sebesar Rp 730 ribu," katanya.
Anehnya, lanjut Gun, setelah ditemukan meninggal, warga di sekitar lokasi mengaku mengenal Deni. Deni sempat jajan di salah satu warung di sekitar UGM. Saat itu Deni mengaku tak punya orangtua lagi. Kedua orangtuanya sudah meninggal dunia. Warga pun sempat mencoba mencari identitas Deni dengan membuka tas Deni.
"Jadi warga itu mencoba mengalihkan perhatian Deni. Warga kemudian cari identitas di tas ospek yang dibawanya. Tapi waktu itu nggak ada apa-apa di tasnya. Dia cuma bawa tas ospek bukan tas gendong seperti yang ditemukan kemarin pas meninggal," imbuhnya.
Hingga kini penyebab kematian Deni masih belum diketahui. Keluarga menyerahkan seluruhnya kepada pihak kepolisian. Polisi sendiri masih melakukan otopsi atas kematian Deni yang masih misterius ini.